Sebuah metode Qur`ānī yang mujarab, yaitu dengan cara memperingatkan seorang hamba agar tidak menjadi orang-orang yang bersifat dengan sifat-sifat yang tercela, ini pernah dirasakan manfa'at besarnya oleh Fudhail bin Iyadh rahimahullah
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Allāh), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Az-Zumar: 65).
Allāh Ta’ālā berfirman:
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan Kami berfirman, “Hai Adam, tinggallah kamu dan isterimu di surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kalian berdua sukai, dan janganlah kalian berdua mendekati pohon ini, yang menyebabkan kalian berdua termasuk orang-orang yang zhalim. (QS. Al-Baqarah: 35).
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai” (QS. Al-A‘rāf: 205).
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allāh dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Kitabullāh kepada mereka, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS. Al-Hadiid: 16).
Kemujaraban metode Qur`ānī ini, yaitu dengan cara memperingatkan seorang hamba agar tidak menjadi orang-orang yang bersifat dengan sifat-sifat yang tercela, pernah dirasakan manfa’at besarnya oleh Fudhail bin Iyadh rahimahullah. Dahulu beliau pernah menjadi seorang perampok yang ditakuti manusia, namun Allāh berkehendak memberi hidayah beliau, pada saat beliau hendak melakukan perbuatan kriminalnya, beliau mendengar seseorang membaca QS. Al-Ḥadīd:16 di atas, hingga seketika itu pula beliau berubah drastis, bertaubat dan mempelajari agama Islam ini dengan baik, sampai Allāh jadikan beliau sebagai salah satu dari para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang namanya disebut-sebut dalam kitab-kitab para ulama.
Ṣallallāhu wa sallama ‘alā Nabiyyinā Muḥammad wa akhiru da‘wānā anil ḥamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn.
***
Referensi:
- Al-Qowā’idul Ḥisān Al-Muta’alliqah bi Tafsīril Qur`ān, Syaikh ‘Abdur Rahman As-Sa’di raḥimahullāh.
- Rekaman pelajaran syarah Al-Qowā’idul Ḥisān oleh Syaikh ‘Abdur Razzāq ḥafiẓahullāh.
- Tafsīr As-Sa’di (Quran.ksu.edu.sa/tafseer).
- Tafsīr Ibnu Kaṡīr (Quran.ksu.edu.sa/tafseer).
- Tafsīr Aṭ-ṭabarī (Quran.ksu.edu.sa/tafseer).
- Tafsīr Al-Bagawī (Quran.ksu.edu.sa/tafseer).
- Tafsīr Al-Qurṭubī (Quran.ksu.edu.sa/tafseer)
- Sittu Durar, Syaikh ‘Abdul Mālik ḥafiẓahullāh.
- Fiqhul Asmā`il Ḥusnā, Syaikh Abdur Razzāq ḥafiẓahullāh.
- Al-Qawā’idul Muṡlā, Syaikh Muḥammad bin Ṣāliḥ Al-‘Uṡaimīn raḥimahullāh.
- Madārijus Sālikīn, Ibnul Qoyyim raḥimahullāh.
- Syarḥ Al-Qowā’idul Ḥisān oleh Syaikh Khālid Al-Muṣliḥ (http://almosleh.com/ar/index-ar-show-825.html)
- Uslubut Targīb wat Tarhīb fil Qur`ān (www.Islamweb.net/ramadan/index.php?page=article&id=17420)
- Syarḥ Ṣahih Muslim An-Nawawī versi library. Islamweb.net
- ‘Umdatul Qāri` Syarḥ Ṣaḥiḥ Al-Bukharī versi Maktabah Syamīlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar